Sabtu, 12 April 2014

Wahai sang pemberi semangat


Selamat malam wahai sang pemberi semangat :)
Apa kabarmu disana? Malam - malam terasa panjang disini tanpamu.meski aku tak akan pernah bosan menunggumu setiap hari.

Ucapan itu selalu ku lontarkan setiap malam jika ku mengingatmu. “Jika mengingatmu?” ya karna ku tak setiap hari merindukanmu, wahai sang pemberi semangat. Aku tak ingin menjadi hantu dalam aktivitasmu atau dalam mimpi indahmu. Karna aku sadar, aku hanyalahnya bayangan masa lalu mu, hanya sebagian serpihan kenanganmu yang telah kau kubur dalam.

Ingatkah kau wahai sang pemberi semangat, dulu ku hanya gadis ingusan yang tau apa arti cinta pertama, sampai kau mengajariku mengartikan arti itu hingga aku mengerti dan memberimu tanda bahwa kau cinta pertamaku.

Kita memang tak pernah ada hubungan apapun. Cukup kau sebagai kakakku dan akupun sebagai adikmu.tak pernah lebih. Walaupun temanku dan temanmu mengira lain. Tapi entah, saat itu pun aku menginginkan yang lain.yang lebih hanya sekedar adikmu.

Seperti kutipan dari Ilana Tan di judul novelnya “Autumn in Paris” – Hidup ini memang sungguh aneh,  juga tidak adil. Suatu saat hidup melambungkanmu setinggi langit, kali lainnya hidup menghempaskanmu begitu keras ke bumi. Ingin merubah kenyataan? Jelas immposible, tapi satu-satunya yang bisa kulakukan sekarang adalah keluar dari hidupnya. Aku tidak akan melupakan dirinya, tetapi aku harus melupakan perasaanku padanya walaupun itu berarti aku harus menghabiskan sisa hidupku mencoba melakukannya.

Siapa yang mengira, orang ya telah lama – yang bisa dibilang – mengejarku, pemberi hadiah pertama di ulang tahunku yang ke – 17, orang yang selalu sabar mendengarkan keluhan – keluhanku, yang selalu bisa membuatku tersenyum dengan segala guyonannya, yang selalu ku ucap dalam lantunan doa di setiap sembah sujudku... pergi hilang meninggalkanku saat aku sudah benar – benar berada dipuncak “mencintainya”. Terdengar lucu kan? Semua orang bebas menertawakan kebodohan hatiku yang hinggi kini masih tetap menunjuknya sebagai penetap didalam hatiku, selain Penciptaku dan kedua orang tuaku. Adakalanya terasa sakit jika hati dan fikiran tidak sejalan.

 “Semangat pagi dek :*”
“Semangat ulangannya hari ini ya, semoga nilainya memuaskan J
“Semangat dong, aku tau kamu pasti bisa!!”
“I don't want to go somewhere if I know you're not there, because my heart needs to be right next to where you are”
Cukup kau tau, kata- kata itu masih melekat erat di benakku sampai saat ini, wahai sang pemberi semangat.

Cinta dan kehilangan memang begitu dekat. Aku sudah menyangka sebelumnya. Hanya saja mungkin tidak mempersiapkannya. Aku hanya mempersiapkan hati untuk jatuh cinta kepadamu.tanpa mempersiapkanya untuk mengucapkan selamat tinggal. Aku tak tau ini akan berahir sampai kapan karena mencintaimu bukanlah sesuatu yg kuharapkan terjadi.

Aku tak pernah melupakanmu dan tak pernah ingin. Aku hanya menyimpanmu di hati dan membuka space lain di hatiku untuk orang lain. Tidak ada yang salah bukan? Karna setiap orang berhak seperti itu. Tetapi, cukup juga untuk kau mengetahuinya, wahai sang pemberi semangat, Aku tak ingin berharap padamu lagi,walau hati ini masih memilih mu hingga saat ini. Aku tak ingin harapan kosong belaka. datang berkunjung dihati.diam untuk beberapa waktu.lalu meninggalkanku dalam kesedian berlipat-lipat. Tidak!! Aku tak menginkannya lagi!!

Wahai sang pemberi semangat, terima kasih atas semua cerita yang telah kau berikan padaku. Cerita indah yang tiada akhir. Untuk sekarang, aku ingin melihatmu bahagia. Walaupun itu berarti aku harus menyerahkan seluruh hidupku untuk melupakan perasaan ini. Selama kau bahagia, aku juga akan bahagia. Sesederhana itu..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar