Selamat malam wahai sang pemberi semangat :)
Apa kabarmu
disana? Malam - malam terasa panjang disini tanpamu.meski aku tak akan pernah
bosan menunggumu setiap hari.
Ucapan itu
selalu ku lontarkan setiap malam jika ku mengingatmu. “Jika mengingatmu?” ya karna
ku tak setiap hari merindukanmu, wahai sang pemberi semangat. Aku tak ingin
menjadi hantu dalam aktivitasmu atau dalam mimpi indahmu. Karna aku sadar, aku
hanyalahnya bayangan masa lalu mu, hanya sebagian serpihan kenanganmu yang
telah kau kubur dalam.
Ingatkah kau
wahai sang pemberi semangat, dulu ku hanya gadis ingusan yang tau apa arti
cinta pertama, sampai kau mengajariku mengartikan arti itu hingga aku mengerti
dan memberimu tanda bahwa kau cinta pertamaku.
Kita memang tak
pernah ada hubungan apapun. Cukup kau sebagai kakakku dan akupun sebagai
adikmu.tak pernah lebih. Walaupun temanku dan temanmu mengira lain. Tapi entah,
saat itu pun aku menginginkan yang lain.yang lebih hanya sekedar adikmu.
Seperti kutipan
dari Ilana Tan di judul novelnya “Autumn in Paris” – Hidup ini memang
sungguh aneh, juga tidak adil. Suatu saat hidup melambungkanmu setinggi
langit, kali lainnya hidup menghempaskanmu begitu keras ke bumi. Ingin
merubah kenyataan? Jelas immposible, tapi satu-satunya yang bisa kulakukan
sekarang adalah keluar dari hidupnya. Aku tidak akan
melupakan dirinya, tetapi aku harus melupakan perasaanku padanya walaupun itu
berarti aku harus menghabiskan sisa hidupku mencoba melakukannya.
–
Siapa yang
mengira, orang ya telah lama – yang bisa dibilang – mengejarku, pemberi hadiah
pertama di ulang tahunku yang ke – 17, orang yang selalu sabar mendengarkan
keluhan – keluhanku, yang selalu bisa membuatku tersenyum dengan segala
guyonannya, yang selalu
ku ucap dalam lantunan doa di setiap sembah sujudku... pergi hilang
meninggalkanku saat aku sudah benar – benar berada dipuncak “mencintainya”.
Terdengar lucu kan? Semua orang bebas menertawakan kebodohan hatiku yang hinggi
kini masih tetap menunjuknya sebagai penetap didalam hatiku, selain Penciptaku
dan kedua orang tuaku. Adakalanya terasa sakit jika hati dan fikiran tidak
sejalan.
“Semangat pagi dek :*”
“Semangat
ulangannya hari ini ya, semoga nilainya memuaskan J”
“Semangat dong,
aku tau kamu pasti bisa!!”
“I don't want to
go somewhere if I know you're not there, because my heart needs to be right
next to where you are”
Cukup kau tau,
kata- kata itu masih melekat erat di benakku sampai saat ini, wahai sang
pemberi semangat.
Cinta dan
kehilangan memang begitu dekat. Aku sudah menyangka sebelumnya. Hanya saja
mungkin tidak mempersiapkannya. Aku hanya mempersiapkan hati untuk jatuh cinta
kepadamu.tanpa mempersiapkanya untuk mengucapkan selamat tinggal. Aku tak tau
ini akan berahir sampai kapan karena mencintaimu bukanlah sesuatu yg kuharapkan
terjadi.
Aku tak pernah
melupakanmu dan tak pernah ingin. Aku hanya menyimpanmu di hati dan membuka
space lain di hatiku untuk orang lain. Tidak ada yang salah bukan? Karna setiap
orang berhak seperti itu. Tetapi, cukup juga untuk kau mengetahuinya, wahai
sang pemberi semangat, Aku tak ingin berharap padamu lagi,walau hati ini masih
memilih mu hingga saat ini. Aku tak ingin harapan kosong belaka. datang
berkunjung dihati.diam untuk beberapa waktu.lalu meninggalkanku dalam kesedian
berlipat-lipat. Tidak!! Aku tak menginkannya lagi!!
Wahai sang
pemberi semangat, terima kasih atas semua cerita yang telah kau berikan padaku.
Cerita indah yang tiada akhir. Untuk sekarang, aku ingin melihatmu bahagia.
Walaupun itu berarti aku harus menyerahkan seluruh hidupku untuk melupakan perasaan
ini.
Selama kau bahagia, aku juga akan bahagia.
Sesederhana itu..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar