Sabtu, 12 April 2014

Wahai sang pemberi semangat


Selamat malam wahai sang pemberi semangat :)
Apa kabarmu disana? Malam - malam terasa panjang disini tanpamu.meski aku tak akan pernah bosan menunggumu setiap hari.

Ucapan itu selalu ku lontarkan setiap malam jika ku mengingatmu. “Jika mengingatmu?” ya karna ku tak setiap hari merindukanmu, wahai sang pemberi semangat. Aku tak ingin menjadi hantu dalam aktivitasmu atau dalam mimpi indahmu. Karna aku sadar, aku hanyalahnya bayangan masa lalu mu, hanya sebagian serpihan kenanganmu yang telah kau kubur dalam.

Ingatkah kau wahai sang pemberi semangat, dulu ku hanya gadis ingusan yang tau apa arti cinta pertama, sampai kau mengajariku mengartikan arti itu hingga aku mengerti dan memberimu tanda bahwa kau cinta pertamaku.

Kita memang tak pernah ada hubungan apapun. Cukup kau sebagai kakakku dan akupun sebagai adikmu.tak pernah lebih. Walaupun temanku dan temanmu mengira lain. Tapi entah, saat itu pun aku menginginkan yang lain.yang lebih hanya sekedar adikmu.

Seperti kutipan dari Ilana Tan di judul novelnya “Autumn in Paris” – Hidup ini memang sungguh aneh,  juga tidak adil. Suatu saat hidup melambungkanmu setinggi langit, kali lainnya hidup menghempaskanmu begitu keras ke bumi. Ingin merubah kenyataan? Jelas immposible, tapi satu-satunya yang bisa kulakukan sekarang adalah keluar dari hidupnya. Aku tidak akan melupakan dirinya, tetapi aku harus melupakan perasaanku padanya walaupun itu berarti aku harus menghabiskan sisa hidupku mencoba melakukannya.

Siapa yang mengira, orang ya telah lama – yang bisa dibilang – mengejarku, pemberi hadiah pertama di ulang tahunku yang ke – 17, orang yang selalu sabar mendengarkan keluhan – keluhanku, yang selalu bisa membuatku tersenyum dengan segala guyonannya, yang selalu ku ucap dalam lantunan doa di setiap sembah sujudku... pergi hilang meninggalkanku saat aku sudah benar – benar berada dipuncak “mencintainya”. Terdengar lucu kan? Semua orang bebas menertawakan kebodohan hatiku yang hinggi kini masih tetap menunjuknya sebagai penetap didalam hatiku, selain Penciptaku dan kedua orang tuaku. Adakalanya terasa sakit jika hati dan fikiran tidak sejalan.

 “Semangat pagi dek :*”
“Semangat ulangannya hari ini ya, semoga nilainya memuaskan J
“Semangat dong, aku tau kamu pasti bisa!!”
“I don't want to go somewhere if I know you're not there, because my heart needs to be right next to where you are”
Cukup kau tau, kata- kata itu masih melekat erat di benakku sampai saat ini, wahai sang pemberi semangat.

Cinta dan kehilangan memang begitu dekat. Aku sudah menyangka sebelumnya. Hanya saja mungkin tidak mempersiapkannya. Aku hanya mempersiapkan hati untuk jatuh cinta kepadamu.tanpa mempersiapkanya untuk mengucapkan selamat tinggal. Aku tak tau ini akan berahir sampai kapan karena mencintaimu bukanlah sesuatu yg kuharapkan terjadi.

Aku tak pernah melupakanmu dan tak pernah ingin. Aku hanya menyimpanmu di hati dan membuka space lain di hatiku untuk orang lain. Tidak ada yang salah bukan? Karna setiap orang berhak seperti itu. Tetapi, cukup juga untuk kau mengetahuinya, wahai sang pemberi semangat, Aku tak ingin berharap padamu lagi,walau hati ini masih memilih mu hingga saat ini. Aku tak ingin harapan kosong belaka. datang berkunjung dihati.diam untuk beberapa waktu.lalu meninggalkanku dalam kesedian berlipat-lipat. Tidak!! Aku tak menginkannya lagi!!

Wahai sang pemberi semangat, terima kasih atas semua cerita yang telah kau berikan padaku. Cerita indah yang tiada akhir. Untuk sekarang, aku ingin melihatmu bahagia. Walaupun itu berarti aku harus menyerahkan seluruh hidupku untuk melupakan perasaan ini. Selama kau bahagia, aku juga akan bahagia. Sesederhana itu..

Jumat, 04 April 2014


 
RESUME SHORTING DAN GRADING


Oleh:
KELOMPOK 4 THP C

Lina Isnawati (131710101033)
Nely Sendy Putri Hutapea (131710101036)
Herninda Kristiana Dewi (131710101082)
Daniar Wira Nugraha (131710101097)







JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014


Sortasi dan Grading

Sortasi dan grading adalah istilah yang sering digunakan dalam industri pengolahan makanan, yang dianggap sama padahal pengoperasiannya berbeda. Sortasi adalah pemisahan bahan baku berdasarkan unit tunggal sementara grading adalah penilaian kualitas makanan dari keseluruhan komposisinya. Grading produk segar juga dapat didefinisikan sebagai memilah produk sesuai dengan kualitasnya. Shortasi dilakukan untuk meningkatkan nilai jual dari produk, karena dalam shortasi hanya produk yang memiliki kwalitas yang bagus yang akan lolos seleksi.
Hampir semua produk makanan mengalami beberapa jenis operasi penyortiran. Ada beberapa manfaat dari operasi penyortiran, yaitu ukuran dan warna dari produk makanan menjadi seragam. Selain itu, memudahkan pengontrolan proses seperti sterilisasi, dehidrasi atau pembekuan, dan operasi penyortiran juga lebih cocok untuk pengoperasian mekanik seperti pengurangan ukuran, pitting atau mengelupas.

1.5.1    Kriteria dan Metode Sortasi
Untuk pengukuran berat, biasanya metode yang paling tepat digunakan adalah cara sortasi, karena tidak tergantung pada bentuk geometri pada produk. Berat dari telur, buah atau sayuran dapat dipisahkan menggunakan pegas, tegangan ukuran, atau perangkat berat elektronik yang dimasukkan ke dalam sebuah sistem penyampaian. Dengan menggunakan serangkaian alat berbentuk  jungkit diatur agar berat semakin berkurang. Pada proses ini, produk dengan beban yang berat dilepas terlebih dahulu, diikuti dengan beban yang cukup berat dan seterusnya. Sistem ini dikendalikan oleh komputer dan sistem ini akan  memberikan data tambahan tentang jumlah dan perbedaan ukuran produk  dari petani yang berbeda. Ada pula sistem alternatif, yaitu dengan menggunakan 'ketapel'. Prinsipnya di mana produk akan dilemparkan ke tempatnya untuk  dikumpulkan menjadi satu dan dipisahkan berdasarkan berat produk tersebut menggunakn  alat ketapel pegas. Kelemahan dari penyortiran ini adalah waktu yang relatif lama yang dibutuhkan per unit.
Ukuran dan bentuk pada suatu produk makanan, sangat sulit didefinisikan dengan tepat. Untuk kategori ukuran, melibatkan sejumlah parameter fisik, termasuk diameter, panjang atau daerah yang diproyeksikan . Diameter berbentuk bulat seperti tomat atau buah jeruk secara konvensional dianggap ortogonal dari batang buah, sedangkan panjangnya berbentuk koaksial. Oleh karena itu, cara berputar dapat membuat ukuran penyortiran lebih tepat. Kategori ukuran dalam cara sortasi, memerlukan beberapa jenis layar. Yang utama adalah layar yang berlubang
Bentuk penyortiran berguna dalam kasus-kasus di mana produk makanan terkontaminasi dengan partikel ukuran dan berat yang sama. Hal ini termasuk untuk biji-bijian yang biasanya mengandung biji lainnya. Prinsipnya adalah cakram atau silinder dengan lekukan yang akurat akan mengambil biji dari bentuk yang benar ketika cakram diputar melalui tempat penyimpanan barang, sedangkan bentuk lain akan tetap dalam tempat.
Berat jenis dapat menjadi penanda adanya keserasian pada proses tertentu. Berat jenis kacang polong berhubungan baik dengan keempukan dan kemanisan, sedangkan kandungan padatan kentang, akan menentukan kecocokan dalam pembuatan keripik dan produk kering, yang berkaitan dengan kepadatan. Cara pensortiran berdasarkan kepadatan dapat diperoleh dengan mengapungkan kentang dalam air garam pada konsentrasi yang berbeda.
Sifat fotometrik dapat digunakan sebagai dasar untuk penyortiran. Dalam prakteknya, biasanya fotometrik berarti warna. Warna sering digunakan untuk mengukur kematangan, adanya cacat atau tingkat pengolahan . Warna manual penyortiran dilakukan dengan cara menyortir tabel , tapi cara ini mahal . Proses ini dapat diotomatiskan dengan menggunakan fotosel yang sangat akurat yang bisa membandingkan faktor bayangan dari produk makanan untuk menetapkan standarnya terlebih dahulu dan dapat mengeluarkan bagian – bagian yang rusak atau salah warna, misalnya penghitaman , unit , biasanya dengan hembusan angin kempaan. Sistem ini digunakan untuk makanan ya berpartikular kecil seperti kacang navy atau biji jagung untuk pengalengan, atau kacang-kacangan , beras dan buah kecil
Pemilahan Warna juga dapat digunakan untuk bahan yang harus diproses secara terpisah , seperti warna merah dan hijau pada buah tomat. Hal ini layak untuk menggunakan transmisi sebagai dasar untuk menyortir. Prinsip ini telah digunakan untuk menyortir ceri dengan dan tanpa batu serta untuk pemeriksaan internal , dan diterapkan juga pada  candling  telur.

Kamis, 03 April 2014

PENGARUH VARIASI KADAR CaC2 (Kalsium Karbida) TERHADAP KARAKTERISTIK FISIK DAN ORGANOLEPTIK BUAH PISANG KEPOK (Musa paradisiaca formatypica)


PROPOSAL SMALL PROJECT





Disusun Oleh :
Kelompok 4 / THP C
1.    Daniar Wira Utama                     ( 131710101097)
2.    Lina Isnawati                               ( 131710101033)
3.    Nely Sendy Putri Hutapea         (131710101036)
4.    Herninda Kristiana Dewi            (131710101082)


JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
Maret, 2014









BAB 1. PENDAHULUAN


1.1          Latar Belakang
   Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki wilayah dataran tinggi dan rendah sehingga dapat menghasilkan berbagai jenis buah tropika. Dengan kondisi iklim demikian, buah pisang merupakan salah satu jenis buah tropika yang dapat dikembangkan dengan baik di Indonesia. Pisang termasuk tanaman yang mudah tumbuh di daerah dataran rendah di lingkungan yang basah (Winarno dan Srikandi, 1980). Di Indonesia budidaya pisang dilakukan di berbagai daerah, setiap daerah memiliki varietas pisang unggulan masing-masing. Potensi produksi buah pisang di Indonesia memiliki daerah sebaran buah pisang yang luas, hampir seluruh wilayah merupakan daerah penghasil pisang, yang ditanam di pekarangan maupun ladang, dan sebagian sudah ada dalam bentuk perkebunan. Jenis pisang yang ditanam mulai dari pisang untuk olahan (plantain) sampai jenis pisang komersial (banana) yang bernilai ekonomi tinggi. Buah pisang merupakan buah yang digemari masyarakat. Selain merupakan sumber zat pengatur, buah pisang juga merupakan sumber zat tenaga atau karbohidrat dan energi.
Pisang yang matang lebih baik untuk dikonsumsi. Secara umum, kandungan gizi yang terdapat dalam setiap buah pisang matang adalah sebagai berikut: kalori 99 kalori, protein 1,2 gram, lemak 0,2 gram, karbohidrat 25,8 miligram (mg), serat 0,7 gram, kalsium 8 mg, fosfor 28 mg, besi 0,5 mg, vitamin A 44RE, Vitamin B 0,08 mg, vitamin C 3 mg dan air 72 gram, dan lain-lain. Kandungan buah pisang sangat banyak, sehingga apabila orang hanya mengonsumsi buah pisang saja, sudah tercukupi secara minimal gizinya. (Bakhtiar, 1991)
Proses pematangan buah pisang pada umumnya menggunakan daun pepaya atau jenis daun lain. Pisang dibungkus daun, selanjutnya dimasukkan ke dalam sebuah periuk besar, di bagian atas ditutup rapat, diisi api dalam sekam sebagai pemanas. Tetapi, kekurangan dari proses pematangan ini adalah dibutuhkan proses yang memakan waktu yang lumayan lama.
Kemudian dikenal teori pemasakan yang lebih cepat, yakni menggunakan karbit (kalsium karbida). Caranya yaitu, dapat dilakukan dengan cara menempatkan karbit secukupnya didalam kain yang sedikit basah. Lalu masukan karbit yang telah dibungkus kain tersebut ke dalam wadah besar tempat buah yang akan dimatangkan. selanjutnya tutup rapat tunggu hingga 2-3 hari.
Dalam peningkatan hasil buah yang matang baik secara kualitas dan kuantitas dapat dilakukan dengan substansi tertentu yaitu zat pengatur pertumbuahan etilen. Peranan etilen dalam pematangan buah dapat diatur konsentrasinya guna mempercepat pematangan buah atau bahkan mencegah produksi dan aktifitas etilen dalam usaha penyimpanan buah-buahan. Dalam pematangan buah, etilen bekerja dengan cara memecahkan klorofil pada buah muda, sehingga buah hanya memiliki xantofil dan karoten. Dengan demikian, warna buah menjadi jingga atau merah.
Berdasarkan uraian tersebut, maka diperlukan suatu penelitian yang mendukung untuk menghasilkan kualitas dan kuantitas buah pisang yang dilihat dari pengaruh bahan tambahan utamanya yaitu kalsium karbonat dengan kadar yang berbeda.

1.2          Permasalahan
Pada umumnya, orang dahulu mengenal proses pematangan buah pisang menggunakan daun. Tetapi proses itu, membutuhkan waktu yang lumayan lama. Hingga akhirnya dikenal teori pemasakan yang lebih cepat, yakni menggunakan kalsium karbida (CaC2). Tetapi sampai saat ini, masyarakat belum mengetahui penambahan kadar kalsium karbida (CaC2) yang tepat dalam pematangan buah pisang, khususnya pada pisang kepok. Oleh karena itu, penelitian pematangan buah pisang ini dilakukan dengan cara membandingkan kualitas fisik dan organoleptik dengan cara pemberian kadar kalsium karbida (CaC2) yang berbeda pada setiap perlakuan. Sehingga akan diketahui penambahan kadar kalsium karbida (CaC2) yang tepat dalam pematangan buah pisang kepok.

1.3          Tujuan
Adapun tujuan dari small project  ini adalah :
a.      Mengetahui lama pemeraman pisang kepok dengan pemberian kadar  kalsium karbida (CaC2) yang berbeda.
b.      Untuk mengetahui perbedaan tekstur, aroma, rasa dan warna dari pisang kapok yang diperam dengan kadar kalsium karbida (CaC2) yang berbeda.
c.      Untuk mengetahui pengaruh pemberian kadar kalsium karbida (CaC2) yang berbeda terhadap sifat fisik pisang kepok.

1.4          Luaran
Memberikan informasi pada masyarakat tentang pemberian kadar kalsium karbida (CaC2) yang tepat dalam pemeraman buah pisan untuk mendapatkan sifat fisik dan sifat organoleptik yang bagus pada pisang, khususnya pisang kepok.

1.5          Manfaat
Manfaat yang diperoleh setelah melakukan small project ini adalah sebagai berikut:
1.      Menambah pengetahuan mengenai cara pemeraman pisang kepok untuk mendapatkan kualitas yang baik.
2.      Memberi informasi mengenai cara pemeraman pisang kepok untuk mendapatkan kualitas yang baik.
3.      Melatih mahasiswa untuk disiplin dan mampu bekerja sama dengan mahasiswa lain.
4.      Melatih mahasiswa mampu  belajar mandiri dalam melakukan penelitian.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA


2.1       Pisang
2.1.1 Definisi Pisang
          Tanaman pisang merupakan tanaman herbaceous dan berkembang biak secara vegetatif (Nakasone & Paull 1988). Pisang dari golongan 1, buahnya enak dimakan dalam keadaan segar seperti pisang mas, pisang ambon, pisang raja, pisang susu, dan lainnya. Pisang dari golongan 2, buahnya enak dimakan setelah dimasak dulu (direbus atau digoreng), seperti pisang kepok, pisang sobo, pisang siem, dan pisang tanduk. Pisang dari golongan 3 termasuk golongan pisang yang mempunyai biji, misalnya pisang klutuk atau pisang batu (Munif A. 1988).
          Kedudukan tanaman pisang dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan adalah sebagai berikut.
Divisi            : Spermatophyta
Sub Devisi    : Angiospermae
Kelas             : Monocotyledonae
Famili            : Musaceae
Genus           : Musa
Spesies         : Musa paradisiaca L.
Pisang termasuk famili Musaceae dari ordo Scitaminae dan terdiri dari dua genus, yaitu genus Musa dan Ensete. Genus Musa terbagi dalam empat golongan, yaitu Rhodochlamys, Callimusa, Australimusa dan Eumusa. Golongan Australimusa dan Eumusa merupakan jenis pisang yang dapat dikonsumsi, baik segar maupun olahan. Buah pisang yang dimakan segar sebagian besar berasal dari golongan Emusa, yaitu Musa acuminata dan Musa balbisiana. (Murti dan H. Pekerti, 1988)

2.1.2 Karakteristik Pisang yang digunakan
              1.  Pisang Kepok
Pisang Kepok adalah salah satu jenis pisang komersi al yang banyak  diminati oleh masyarakat. Ada dua jenis pisang kepok, yaitu kepok putih dan kepok kuning. Namun yang lebih banyak diminati adalah pisang kepok kuning karena rasanya  yang lebih manis. Pisang kepok  (Musa paradisiaca formatypica) merupakan produk yang cukup perspektif dalam pengembangan sumber pangan lokal karena pisang dapat tumbuh di sembarang tempat sehingga produksi buahnya selalu tersedia, namun cepat rusak setelah lepas panen karena melalui proses klimaterik. (Apandi, 2008.)

Tabel 1. Karakteristik pisang Kepok
Karakteristik
Pisang Kepok Putih
Warna Batang
Ungu kehijauan
Bentuk sisir
Tidak teratur
Buah pangkal tandan
Besar
Buah ujung  tandan
Besar
Jumalh sisir per tandan
5-7 Hari
Warna buah
Hijau
Warna daging buah
Putih
Rasa buah
Kurang manis
Bobot per buah
118-240 gr
Panjang buah
13-18,4 cm
Diameter buah
4,0-6,9 cm
Warna kulit buah mentah
Hijau muda
Warna kulit buah matang
Kuning cerah
Warna daging buah
Putih kekuningan
Tekstur buah
Halus
Kadar vitamin
7 – 9,2 mg / 100 g
Bobot per tandan
20-22 kg
                Sumber : Mufni A, 1988

2. Standart SNI Pisang Kepok
Buah pisang kapok kuning digolongkan dalam 2 jenis mutu yaitu Mutu I, dan Mutu II. Yang menjadi kriteria dalam menentukan jenis mutu yaitu kesegaran kultivar, tingkat ketuaaan dimana bentuk buah sudah mendekati bundar (berisi), warna permukaan kulit buah berwarna kuning merata, keseragaman ukuran berat, tingkat kerusakan / busuk, kadar kotoran dan tingkat kesegaran.


Persyaratan mutu pisang kapok kuning segar
No
Spesifikasi
Satuan
Persayaratan
Mutu I
Mutu II
1.
Keseragaman Kultivar

Seragam
seragam
2.
Tingkat ketuaan
%
70-80
<70 dan >80
3.
Bentuk

Seragam
Seragam
4.
Keseragaman ukuran

Seragam
Seragam
5.
Kadar kotoran
%bobot / bobot
0 (bebas)
0 (bebas)
6.
Tingkat kerusakan fisik/mekanik
%bobot / bobot
0
0
Sumber : SNI 01-4481-1998, 1998
           
Kandungan Nutrisi
Jumlah
Energi
122 Kkal
Air
65,28 gram
Protein
1,3 gram
Lemak
0,37 gram
Karbohidrat
31,89 gram
Serat
2,3 gram
Ampas
1,17 gram
3. Kandungan Nutrisi Pisang




           

Sumber : Munif A. ,1988

2.2.      Kalsium Karbida
Karbit atau Kalsium karbida adalah senyawa kimia dengan rumus kimia CaC2. Karbit digunakan dalam proses las karbit dan juga dapat mempercepat pematangan buah. Persamaan reaksi Kalsium Karbida dengan air adalah
CaC2 + 2 H2O → C2H2 + Ca(OH)2
Karena itu 1 gram CaC2 menghasilkan 349ml asetilen. Pada proses las karbit, asetilen yang dihasilkan kemudian dibakar untuk menghasilkan panas yang diperlukan dalam pengelasan. Karbit memang telah lama digunakan secara tradisional untuk memacu kematangan buah. Efektivitasnya hanya seperseratus jika dibandingkan etilen. Selain pemacu kematangan, gas asetilen yang dihasilkan dari karbit juga bermanfaat untuk menghilangkan warna hijau (Riefhid, 2009)
BAB 3. METODOLOGI


3.1          Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Pelaksanaan pengujian kadar kalsium karbida (CaC2) dilaksanakan di Laboratorium Rekayasa Proses Hasil Pertanian, Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember. Waktu dan pengujian pengkadaran CaC2 di laboratorium dilakukan pada tanggal 3 April 2014 – 11 April 2014 atau menyesuaikan.

3.2       Bahan dan Alat
3.1.1      Alat
a)    Timbangan analitik
b)    Pisau
c)    Plastik pembungkus /kardus
d)    Pnetrometer
e)    Color reader
3.1.2      Bahan
a)   Pisang kepok
b)   Kalsium karbida

3.3          Rancangan Kerja
No
Hari/Tanggal
Kegiatan
Pelaksanaan
Keterangan
1
Senin, 10 Maret 2014
Diskusi Kelompok dan konsultasi
Semua Anggota
Asisten Dosen
Membahas proposal
2
Jumat, 14 Maret 2014
Diskusi Kelompok
Semua Anggota
Pembahasan proposal dan pembagian tugas
3
Sabtu, 23 Maret  2014
Kelompok
Semua Anggota
Pembuatan Proposal
4
Kamis, 27 Maret 2014
Revisi proposal
Pak Yuli Witono
-
5
Sabtu, 29 Maret 2014
Presentasi proposal
Semua anggota
-
6
Selasa, 1 April  2014
Permintaan izin penggunaan Lab.
Daniar
Lina
-
7
Rabu, 2 April 2014
Pembelian bahan
Semua anggota
-
8
Kamis, 3 April 2014
Pengujian pisang terhadap kadar CaCl2
Semua Angota

-
9
Minggu, 13 April 2013
Pembuatan laporan dan diskusi
Semua Anggora
-
10
Rabu, 16 April 2013
Presentasi Hasil
Semua Anggota
-


3.4          Prosedur Pelaksanaan Kegiatan termasuk Diagram Alir
3.4.1               Prosedur pelaksanaan kegiatan
Prosedur pelaksanaan kegiatan pemeraman pisang kepok adalah sebagai berikut:
a.      Pisang kepok yang masih hijau disortasi berdasarakan ukuran, panjang, berat dan kenampakannya.
b.      Pisang kepok dipotong-potong dalam bentuk sisir yang dibagi dalam 5 sisir.
c.      Dilakukan pemberian kalsium karbida dengan kadar yang berbeda-beda. Sisir pertama sebagai kontrol sehingga tidak perlu dilakukan pemberian kalsium karbida. Sisir ke-2 dilakukan pemberian kalsium karbida dengan kadar 5%. Sisir ke-3 dilakukan penambahan kalsium karbida dengan kadar 10%. Sisir ke-4 dilakukan penambahan kalsium karbida dengan kadar 15%. Sisir ke-5 dilakukan penambahan kalsium karbida dengan kadar 20%.
d.      Setiap sisir yang telah ditambahkan kalsium karbida langsung dimasukkan dalam kantung plastik dan ditutup dengan rapat agar proses pemeraman oleh kalsium karbida dapat berlangsung
e.      Dilakukan pengamatan pada hari ke-1, ke-3, ke-5 dan ke-7.


3.4.2               Diagram alir


 















3.5          Prosedur Pengamatan Parameter dan Analisa Data
Prosedur pengamatan parameter dan analisis data yang akan dilakukan dalam praktikum ini, adalah sebagai berikut :
1.      Sifat Fisik
a)   Warna
Pengamatan sifat fisik yag berupa warna dilakukan menggunakan colour reader. Pengamatan warna dilakukan sebanyak 3 kali pada sisi yang berbeda kemudian dihitung nilai rata-rata yang didapat dari pengukuran tersebut. Dengan begitu diharapkan mendapatkan nilai yang akurat.
b)   Tekstur
Pengamatan sifat fisik yang berupa tekstur dilakukan untuk mengukur keempukan dari pisang kepok yang diperam. Pengukuran tekstur dilakukan menggunakan penetrometer.
2.      Uji Organoleptik
a)   Aroma
Uji aroma pisang kepok yang diperam dilakukan pada saat kulit pisang masih menyatu dengan daging buah. Nilai dari uji aroma pisang kepok menggunakan tanda +, yang berkisar antar 1 sampai 5. Semakin tajam aroma dari psang kepok maka nilai + akan semakin banyak.
b)   Rasa
Pengujian rasa dari pisang kepok dinilai dengan tanda + yang berkisar antar 1-5. Semakin manis rasa dari pisang kepok yang diperam semakin banyak tanda + yang diberikan. (Winarno, 2004)
           
                                               



DAFTAR PUSTAKA


Apandi, M., 2008. Teknologi Buah dan Sayur. Jakarta: Gramedia
Badan Standartisasi Masional.1998. SNI 01-4481-1998. Jakarta.
Bakhtiar, A. 1991. Manfaat Tanaman Pisang. Makalah Penataran Petani dan Pedagang Pengumpul Pisang di Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara. Sumatra Utara: Universitas Sumatra Utara
Munif.A. 1988. Teknologi Buah Pascapanen. Bandung: Alumni.
Murtiningsih dan H. Pekerti. 1988. Pengaruh umur petik terhadap mutu buah pisang. Bull. Penel. Horti. 3(1): 33-37.
Riefhid. 2009. Karbit atau Kalsium Karbida. http://mtsox.wordpress.com/2009/01/17/karbit-atau-kalsium-karbida/. [Diakses 20 Maret 2014]
Winarno, F.G., dan Srikandi Fardias., 1980. Pengantar Teknologi Pangan. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama
Winarno F G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.




LAMPIRAN
1.    Stuktur Organisasi
a.    Ketua                    : Daniar Wira Nugraha            131710101097
b.    Sekretaris             : Nely Sendy Putri Hutapea    131710101036
c.    Bendahara           : Herninda Kristiana Dewi       131710101082
d.    Anggota                : Lina Isnawati                         131710101033

2.    Tugas Masing-Masing Anggota Kelompok
No.
Jabatan
Tugas
1.
Ketua
1.       Membagi tugas untuk masing-masing anggota.
2.       Mengontrol tugas tiap anggota.
3.       Mencari referensi.
2.
Sekertaris
1.       Menginventarisasi tugas yang telah diberikan.
2.       Mencari referensi.
3.
Bendahara
1.       Bertanggungjawab atas keluar atau masuknya dana yang digunakan selama praktikum.
2.       Mencari referensi.
4.
Anggota
1.       Membantu tugas ketus, sekertaris dan bendahara.
2.       Mencari referensi.

3.    Perincian Dana
No.
Bahan
Jumlah Satuan
Harga Satuan
Jumlah
1.
Pisang Kepok
2 sisir
Rp. 12.000
Rp. 24.000
2.
Kardus
5 buah
Rp.      500
Rp.  2.500
3.
CaC2 (Karbit)
1,5 kg
Rp.     4.000
Rp. 6.000
4.
Biaya akomodasi
1 liter
Rp.     6.500
Rp 2.000
5.
Biaya print proposal

Rp.  2.000
Rp. 2.000
Total
Rp. 36.500