Akhir-akhir
ini fenomena kenakalan remaja makin meluas. Bahkan hal ini sudah terjadi sejak
dulu. Kenakalan remaja, seperti sebuah lingkaran hitam yang tak pernah putus.
Sambung menyambung dari waktu ke waktu, dari masa ke masa, dari tahun ke tahun,
bahkan dari hari ke hari semakin rumit. Sejalan dengan arus modernisasi dan
teknologi yang semakin canggih, disamping memudahkan dalam mengetahui berbagai
informasi di berbagai media, disisi lain juga membawa suatu dampak negatif yang
cukup meluas diberbagai lapisan masyarakat.
Pendapat
orang tentang apa yang dimaksud dengan kenakalan remaja tidak sama. Berbeda
menurut lingkungan dan situasi di mana anak-anak itu hidup. Pandangan itu
mungkin pula berbeda dari satu orang kepada yang lain, sesuai dengan kemajuan
pikirannya masing-masing. Kenakalan remaja biasanya dilakukan oleh
remaja-remaja yang gagal dalam menjalani proses-proses perkembangan jiwanya,
baik saat remaja maupun pada masa kanak-kanaknya. Masa kanak-kanak dan masa
remaja berlangsung begitu singkat, dengan perkembangan fisik, psikis, dan emosi
yang begitu cepat. Kenakalan remaja juga merupakan wujud dari konflik-konflik
yang tidak terselesaikan dengan baik pada masa kanak-kanak maupun remaja.
Seperti
yang ditulis Dr. Zakiah Daradjat
dalam bukunya yang berjudul Kesehatan
Mental yang berkata “Dengan perkataan
lain, bahwa kenakalan anak-anak adalah ungkapan dari ketegangan perasaan
(tension), kegelisahan dan kecemasan atau tekanan batin (frustration). Dengan
ringkas dapat kita simpulankan bahwa yang dimaksud dengan kenakalan remaja,
baik dipandang sebagai perbuatan yang tidak baik, perbuatan dosa, maupun
sebagai manifestasi dari rasa tidak puas, kegelisahan, ialah
perbuatan-perbuatan yang mengganggu ketenangan dan kepentingan orang lain dan
kadang-kadang diri sendiri.”
Sesungguhnya
banyak sekali faktor-faktor yang mendorong remaja sampai kepada kenakalan.
Khususnya, lingkungan keluarga. Kenakalan remaja, merupakan salah si anak? Atau
orang tua? Karena banyak orang tua yang tidak berperan sebagai orang tua yang
seharusnya. Kebanyakan orang tua kurang mengerti akan ciri-ciri dan sifat-sifat
pertumbuhan yang sedang terjadi pada remaja. Mereka hanya menyediakan materi
dan sarana serta fasilitas bagi si anak tanpa memikirkan kebutuhan batinnya.
“Kasih sayang tidak akan pernah
dirasakan oleh si anak apabila dalam hidupnya mengalami hal-hal berikut :
1.
Kehilangan
pemeliharaan ibu
2.
Si
anak merasa tidak diperhatikan atau kurang disayangi
3.
Toleransi
orangtua yang berlebih-lebihan
4.
Orangtua
terlalu keras
5.
Orangtua
yang terlalu ambisius
6.
Sikap
orangtua yang berlawanan” (Dr. Zakiah Daradjat, Kesehatan
Mental, 1983)
Kehilangan
kasih sayang adalah faktor yang paling berbahaya dalam hidup siapapun, terutama
remaja yang sedang mengalami masa perkembangan. Apabila anak merasa kurang
mendapat perhatian dari orang tuanya, ia akan berusaha mencari kesayangan itu
dengan bermacam-macam jalan. Misalnya kelakuan yang menarik perhatian, sering
mengeluh, berkelahi, mencuri, mengganggu orang lain, tidak mau disuruh oleh
orang tua, dan sebagainya. Akibat dari perasaan tertekan karena tidak adanya
perhatian orang tua, maka kenakalan, sebagai hukuman atau pembalasan bagi orang
tuanya.
Kemudian
orang tua akan membuat peraturan-peraturan dan ketentuan-ketentuan yang
bertujuan agar anak dapat menurutinya. Hal ini paling banyak menimbulkan
keteganggan antara anak dan orang tua, yang menyebabkan remaja atau si anak
merasa bahwa orang tuanya kurang menghargainya. Orang tua juga sering menuntut
banyak hal tetapi lupa untuk memberikan contoh yang baik bagi si anak Lalu
remaja menunjukkan perlawanan atau acuh tak acuh terhadap larangan-larangan
itu.
Didikan
orang tua yang salah bisa saja menjadi faktor sosiopsikologis yang paling utama
dari timbulnya kenakalan pada diri seorang remaja. Apalagi jika kasus negatif
menyerang orang tua si anak, seperti perceraian, perselingkuhan, dan lain
sebagainya. Mungkin kita perlu mengambil istilah baru, kenakalan orang tua.
Mereka juga sering lupa bahwa perilakunya berakibat pada anak-anaknya. Karena
tidak bisa dipungkiri, kehidupan ini tidak lepas dari contek-menyontek perilaku
yang pernah ada.
Kenakalan
tak selalu identik dengan remaja, tapi justru banyak kenakalan yang dilakukan
oleh para orang tua yang akhirnya juga menjadi inspirasi remaja untuk berbuat
nakal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar