Minggu, 25 Agustus 2013

KENAKALAN REMAJA ATAU KENAKALAN ORANG TUA?


Akhir-akhir ini fenomena kenakalan remaja makin meluas. Bahkan hal ini sudah terjadi sejak dulu. Kenakalan remaja, seperti sebuah lingkaran hitam yang tak pernah putus. Sambung menyambung dari waktu ke waktu, dari masa ke masa, dari tahun ke tahun, bahkan dari hari ke hari semakin rumit. Sejalan dengan arus modernisasi dan teknologi yang semakin canggih, disamping memudahkan dalam mengetahui berbagai informasi di berbagai media, disisi lain juga membawa suatu dampak negatif yang cukup meluas diberbagai lapisan masyarakat.

Pendapat orang tentang apa yang dimaksud dengan kenakalan remaja tidak sama. Berbeda menurut lingkungan dan situasi di mana anak-anak itu hidup. Pandangan itu mungkin pula berbeda dari satu orang kepada yang lain, sesuai dengan kemajuan pikirannya masing-masing. Kenakalan remaja biasanya dilakukan oleh remaja-remaja yang gagal dalam menjalani proses-proses perkembangan jiwanya, baik saat remaja maupun pada masa kanak-kanaknya. Masa kanak-kanak dan masa remaja berlangsung begitu singkat, dengan perkembangan fisik, psikis, dan emosi yang begitu cepat. Kenakalan remaja juga merupakan wujud dari konflik-konflik yang tidak terselesaikan dengan baik pada masa kanak-kanak maupun remaja.

Seperti yang ditulis Dr. Zakiah Daradjat dalam bukunya yang berjudul Kesehatan Mental yang berkata “Dengan perkataan lain, bahwa kenakalan anak-anak adalah ungkapan dari ketegangan perasaan (tension), kegelisahan dan kecemasan atau tekanan batin (frustration). Dengan ringkas dapat kita simpulankan bahwa yang dimaksud dengan kenakalan remaja, baik dipandang sebagai perbuatan yang tidak baik, perbuatan dosa, maupun sebagai manifestasi dari rasa tidak puas, kegelisahan, ialah perbuatan-perbuatan yang mengganggu ketenangan dan kepentingan orang lain dan kadang-kadang diri sendiri.”
Sesungguhnya banyak sekali faktor-faktor yang mendorong remaja sampai kepada kenakalan. 
Khususnya, lingkungan keluarga. Kenakalan remaja, merupakan salah si anak? Atau orang tua? Karena banyak orang tua yang tidak berperan sebagai orang tua yang seharusnya. Kebanyakan orang tua kurang mengerti akan ciri-ciri dan sifat-sifat pertumbuhan yang sedang terjadi pada remaja. Mereka hanya menyediakan materi dan sarana serta fasilitas bagi si anak tanpa memikirkan kebutuhan batinnya.
“Kasih sayang tidak akan pernah dirasakan oleh si anak apabila dalam hidupnya mengalami hal-hal berikut :
1.                  Kehilangan pemeliharaan ibu
2.                  Si anak merasa tidak diperhatikan atau kurang disayangi
3.                  Toleransi orangtua yang berlebih-lebihan
4.                  Orangtua terlalu keras
5.                  Orangtua yang terlalu ambisius
6.                  Sikap orangtua yang berlawanan” (Dr. Zakiah Daradjat, Kesehatan Mental, 1983)
Kehilangan kasih sayang adalah faktor yang paling berbahaya dalam hidup siapapun, terutama remaja yang sedang mengalami masa perkembangan. Apabila anak merasa kurang mendapat perhatian dari orang tuanya, ia akan berusaha mencari kesayangan itu dengan bermacam-macam jalan. Misalnya kelakuan yang menarik perhatian, sering mengeluh, berkelahi, mencuri, mengganggu orang lain, tidak mau disuruh oleh orang tua, dan sebagainya. Akibat dari perasaan tertekan karena tidak adanya perhatian orang tua, maka kenakalan, sebagai hukuman atau pembalasan bagi orang tuanya.

Kemudian orang tua akan membuat peraturan-peraturan dan ketentuan-ketentuan yang bertujuan agar anak dapat menurutinya. Hal ini paling banyak menimbulkan keteganggan antara anak dan orang tua, yang menyebabkan remaja atau si anak merasa bahwa orang tuanya kurang menghargainya. Orang tua juga sering menuntut banyak hal tetapi lupa untuk memberikan contoh yang baik bagi si anak Lalu remaja menunjukkan perlawanan atau acuh tak acuh terhadap larangan-larangan itu.

Didikan orang tua yang salah bisa saja menjadi faktor sosiopsikologis yang paling utama dari timbulnya kenakalan pada diri seorang remaja. Apalagi jika kasus negatif menyerang orang tua si anak, seperti perceraian, perselingkuhan, dan lain sebagainya. Mungkin kita perlu mengambil istilah baru, kenakalan orang tua. Mereka juga sering lupa bahwa perilakunya berakibat pada anak-anaknya. Karena tidak bisa dipungkiri, kehidupan ini tidak lepas dari contek-menyontek perilaku yang pernah ada.

Kenakalan tak selalu identik dengan remaja, tapi justru banyak kenakalan yang dilakukan oleh para orang tua yang akhirnya juga menjadi inspirasi remaja untuk berbuat nakal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar